Atasi Kegelisahan Saat BDR, SD Islam Al Azhar 38 Hadirkan Psikolog Pendidikan
![](https://alazharbantul.com/wp-content/uploads/2020/08/Screenshot_20200815_155433.jpg)
Sebagai evaluasi pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) sekaligus sosialisasi program-program sekolah, SD Islam Al Azhar 38 Bantul adakan kegiatan Parent’s Meeting pada Sabtu, (15/8). Bertempat di hall SDIA 38, acara tersebut mengambil tema, “Pandemi dan Belajar dari Rumah, Bisakah Menyenangkan?”.
Beberapa waktu sebelum acara, baik guru maupun wali murid telah menginventarisir persoalan selama BDR. Dari sejumlah persoalan tersebut, penyelenggaraan BDR yang nyaman dan menyenangkan dianggap sebagai prioritas untuk segera diwujudkan.
Acara tersebut menghadirkan Dr. Yuli Fajar Susetyo, M.Si, Psikolog., sebagai narasumber. Turut dihadiri oleh Bapak Wahyoto, Wakil Bidang SD Disdikpora Kabupaten Bantul dan Ibu Suhartini, Wakabid Akademik Al Azhar Yogyakarta secara offline, dan seluruh wali murid SD Islam Al Azhar 38 Bantul secara online.
![](https://alazharbantul.com/wp-content/uploads/2020/08/IMG-20200815-WA0008-300x225.jpg)
Pihak sekolah yang diwakili oleh, Miftakhur Risal, menyampaikan program-program yang bisa terlaksana secara daring. Selain soal kegiatan belajar mengajar, juga disampaikan ekstrakurikuler dan Pembinaan Anak Berbakat (PAB) yang potensial diadakan secara daring.
“Kita juga merancang kelas digital, sebagai tuntutan zaman, karena itu kita menggandeng mitra usaha dari perbankan agar anak-anak dapat menabung untuk mempersiapkan device dan siap digunakan pada waktunya kelak”, ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah, Indra Juharni, menitikberatkan pada penguatan tri pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga, dan masyarakat guna menunjang BDR yang efektif.
Narasumber utama, Dr. Yuli Fajar Susetyo, menyampaikan bahwa Belajar Dari Rumah bisa menjadi menyenangkan asalkan bisa memberi makna atas kata “menyenangkan” itu sendiri. Umumnya anak-anak senang jika tidak ada jam (kosong), tidak ada tugas, tidak ada beban. Bisa bermain sepuasnya. Namun, tidak bisa selamanya seperti itu.
“Asalkan kita menjadi orang tua yang bisa membuat anak nyaman belajar bersama kita, maka BDR akan menjadi menyenangkan”, ujarnya.
“Jangan lupa di setiap tugas yang dikerjakan oleh anak, ada karakter yang terbentuk. Kita gali bagaimana membentuk karakter anak di tengah tugas-tugas BDR tersebut”, imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, pembicara menekankan agar tidak ada labelling pada anak, selalu sampaikan komentar positif, selalu utamakan memuji daripada menyalahkan. Anak agar ditumbuhkan motivasinya, meski motivasi itu tidak melulu soal akademik.
Saat ditanya soal bagaimana mengembalikan kepercayaan diri anak yang pernah menjadi korban perundungan, pak Fajar, begitu beliau disapa, menjawab bahwa yang perlu segera dijumpai anak adalah orang yang mereka percaya untuk menyampaikan uneg-uneg.
“Selain itu, anak harus diarahkan untuk mendapatkan kompensasi atas apa yang ia derita. Jika ada komunitas anak yang menolak kehadirannya, harus ada komunitas lain yang menerimanya dengan suka rela”, pungkasnya.
Ketua Jam’iyyah SDIA 38 yang turut hadir mengusulkan pada sekolah agar merangsang kreatifitas murid melalui tugas.
“Mungkin bisa kolaborasi antar mapel untuk buat suatu tugas proyek. Melalui proyek tersebut dapat digali kesukaan atau hobi anak-anak. Harapannya anak-anak mengerjakan dengan suka cita dan sesuai kesukaannya”, ujar orang tua wali yang menyekolahkan dua putra/inya di SDIA 38 tersebut.
Dengan acara tersebut, diharapkan terjadi sinergitas antara sekolah dan orang tua dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya di masa BDR kali ini. Hingga saat ini, acara tersebut bisa dinikmati melalui channel Youtube Al Azhar Bantul. Selanjutnya dalam waktu dekat sekolah akan mendistribusikan buku Parent’s Handbook sebagai panduan orang tua/wali.