The Pursuit of Happines From Home: Bagaimana Mengejar Kebahagiaan dari Rumah?
Oleh: Fathul Mujib, M.Pd.I.*
Apakah dengan kebijakan belajar dari rumah anda jadi cemas, labil, emosi dan cenderung menyalahkan sekolah?
Ya, setiap orang memang sibuk dan punya aktivitas dengan pekerjaanya. Setiap keluarga punya masalah internal yang harus diurus. Sama seperti orang lain. Sesibuk apapun Anda, tetap perlu memiliki ketrampilan mengatasi keadaan, kita perlu tahu bahwa ‘anak’ punya hak dengan waktu kita. Tetapi kadang-kadang banyak yang tidak sadar bahwa time, work, dan job itu kita berikan untuk orang lain. Bukan untuk anak.
Tetapi mengasuh anak di rumah itu berat? “Saya tidak suka dengan anak-anak”, “Saya tidak terlahir dengan keahlian alami seorang guru pada umumnya”, “Saya orang yang paling tidak pintar mengasuh”, “Saya kurang suka mengajar dan saya bukan pecinta anak”. Kalau boleh jujur : “saya menjadi ayah/ibu karena itulah yang dilakukan orang-orang setelah menikah-hamil dan melahirkan”.
Sebaiknya kita perlu tangguh, perlu bahagia, perlu mengukuhkan emosi positif agar memiliki kepengasuhan efektif dari rumah. Setiap orang tua perlu melangkah lebih jauh, melatih metode, kesabaran, penyelesaian, kesadaran. Jika anda perempuan, maka anda perlu tahu bahwa anda perlu menjadi perempuan dengan keibuan yang membawa wawasan bahwa :
Happy kids grow up to be happy adults who raise happy kids, and so on (Anak-anak yang bahagia tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia, lalu membesarkan anak-anak yang bahagia juga, dan seterusnya)
Dari waktu ke waktu, kita semua pernah memikirkan apa artinya menjadi orang tua. Tetapi pernahkah kita mempertimbangkan bagaimanakah caranya menjadi orang tua yang benar?
Wabah stress?
Level stress sering naik saat kita merasa dihakimi oleh orang lain dan oleh kita sendiri. Apakah anda lelah, stress, rumit saat menghadapi anak-anak di rumah>?
Tenang …Sometimes We Forget That Parenting, Like Love is a Verb (Kadang kita lupa bahwa cara mengasuh anak, layaknya seperti cinta, adalah kata kerja), jadi perlu usaha dan kerja untuk memberikan hal positif, perlu banyak kesadaran diri.
JADI : Bagaimana cara mengejar kebahagiaan dari rumah?
- Bermain saja.. kegiatan bermain bagi anak-anak adalah kegiatan belajar yang sesungguhnya. Jangan jadi kegiatan bermain sebagai pelarian atau jeda kegiatan, jadikan kegiatan bermain untuk berinterkasi dengan mereka, mengajari mereka, membuat anda lebih terlibat, bermain bukan membuang waktu yang berharga, tetapi justru bermain adalah waktu berharga bersama mereka. Bermain yang benar dapat meredakan kecemasan.
Anak-anak membutuhkan ruang dan kepercayaan untuk tumbuh dan menguasai banyak hal, yang bisa berguna saat membuat dan menyelesaikan masalah mereka, bermain yang benar dapat menumbuhkan harga diri, dan ketangguhan sejati.
Tips sederhananya : Matikan TV, Ciptakan lingkungan di rumah yang memperkaya sensori-motorik- imajinasi, gunakan seni, buatlah tantangan.
- Pahami Pusat kendali internal Vs Eksternal anak , jika setiap orang merasa tak berdaya sejak dini maka yang ada adalah depresi, kecemasan, dan justru muncul perasaan tak berdaya.
Bayangkan Anda membantu anak memanjat pohon besar dan ia terjatuh. Mungkin setiap anak pada mulanya membutuhkan uluran tangan, tetapi selanjutnya ada hanya perlu memberikan sebuah jari jempol sebagai apresiasi bahwa ia mampu berdiri dan memanjatnya ketika pada waktunya.
“Ketangguhan bukan diperoleh dengan menghindari stress, melainkan dengan belajar bagaimana “menjinakkan” dan menguasainya”
- Asuh anak secara natural dan Perbanyak Pujian.
Kenyataan sebenarnya dimulai dari sebuah pemahaman dari emosi kita sendiri. Saat sulit, Anda bisa tersenyum dan mengatakan bahwa semua baik-baik saja. Jadi saat stress menghadapi anak, perbanyak pujian pada diri Anda dan anak-anak. Namun tetap fokus pada aktivitas, meningkatkan ketrampilan parenting, dan mendorong kekuatan batin dan ketangguhan. Pahami autentisitas.
Lihat perbedaan kalimat ini :
- Kamu pasti cerdas, bisa menyelesaikan masalah-masalah ini, (mendorong pola pikir permanen)
- Kamu pasti telah bekerja keras menyelesaikan masalah-masalah ini, (mendorong pola pikir berkembang)
Anak-anak yang dipuji karena kecerdasanya bisa kehilangan kepercayaan diri dan motivasi saat menghadapi soal / tugas sulit dan mendapat hasil yang jelek. Sebaliknya, anak yang dipuji karena kerja keras bisa tetap semangat menyelesaikan masalah dan menjadi percaya diri.
Tips sederhananya: Pertama, jujurlah pada diri sendiri, “hal yang terbaik dan tercantik di dunia tidak bisa dilihat ataupun disentuh, tetapi harus dirasakah dengan hati”, Kedua, jawablah dengan jujur. “Kita merasakan apa yang kita pikirkan”
- Kebersamaan dan kenyamanan. Tim yang bagus akan menjadi terhebat ketika anggotanya cukup percaya satu sama lain untuk mengubah saya menjadi kami.
Ada orang tua datang ke sekolah, berkata “Terimakasih, waktu 2 minggu belajar online ini membuat istri saya dan saya memahami pendidikan, dan kami bisa membagi tugas. Istri saya menjadi kepala sekolah dan guru, sedangkan saya menjadi TU dan tukang print-fotocopinya. Istri saya jadi membangunkan anak saat pagi, mengajak mereka wudhu, membimbing sholat dan melaksanakan daily activity . Termasuk istri saya kemarin bingung cari cas laptop”, ujarnya dengan senyum
Dengan tugas dan belajar online, kami merasa terhubung dengan yang lain dan memberikan sebuah arti dan tujuan pendidikan yang sesungguhnya bagi kita.
“SUATU SAAT. ANDA TAHU BAGAIMANA JIKA KITA BISA MELIHAT SEBUAH KEBENARAN DENGAN CARA YANG BARU”
——————————————————————————————
*Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 38 Bantul. Penulis dari belasan buku bertema pendidikan, bahasa Arab, dan parenting.
Tag:bahagia, kelas daring, keluarga, sekolah