SENTRA: Membangun Kecerdasan dan Kemampuan Anak Sejak Dini (Rhenald Kasali Series On Disruption)
Gelombang disrupsi teknologi tidak hanya merombak tatanan ekonomi dan bisnis pada abad ke 21, akan tetapi revolusi industri 4.0 juga merasuk hingga pada ruang-ruang keluarga sehingga merubah pola hubungan anak dan orang tua. Pagi itu di sebuah restoran, seorang balita membuat suasana sedikit heboh. Dia meronta-ronta di atas meja panjang, suara tangisnya nyaring. Sejenak dia bisa tenang setelah bermain game. Lalu tantenya mencoba menyuapkan sesendok makanan. Anak itu menampiknya, nasi pun berceceran di lantai. Kembali heboh, alhasil dua babysitter, kakek dan neneknya, ditambah ibu dan tantenya tak sanggup menenangkannya.
Fenomena semacam itu tak jarang kita temui di negeri ini. Berbeda dengan anak-anak dari negara yang lebih maju, ketika bepergian mereka tanpa babysitter. Lebih mandiri. Kehidupan telah berubah, ilmu pendidikan anak pun berkembang pesat. Kita tidak bisa mendidik anak dengan cara yang diajarkan 20-30 tahun yang lalu. Metode Sentra adalah salah satu metode pendidikan yang paling diminati oleh anak-anak pada umumnya dan khususnya anak-anak usia dini.
Metode Sentra pertama kali dibawa ke Indonesia oleh Ibu Wismiarti Tamin, pendiri Sekolah Al Falah yang pada saat itu masih berada di Ciracas, Jakarta Timur. Kemudian Metode Sentra ini dikembangkan oleh Ibu Elisa Kasali. Awal mula beliau mengembangkan metode sentra tersebut berawal dari tahun 1998, saat beliau sekeluarga kembali dari Amerika Serikat usai Pak Rhenald Kasali menyelesaikan studi S-3 di University of Illinois at Urbana-Champaign. Bapak Prof.Rhenald Kasali, Ph.D adalah pendiri Rumah Perubahan yang berada di Jatimurni, Bekasi.
Melalui Metode Sentra, proses pembelajaran dilakukan dengan menempatkan anak pada posisi yang proporsional. Anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan belajar melalui bermain. Saat berkomunikasi dengan murid, guru-guru menggunakan sebutan “teman-teman” karena dalam permainan Sentra, guru memposisikan dirinya sebagai teman dari muridnya sehingga terbangun kedekatan dan persahabatan. Metode Sentra bekerja untuk memberi stimulasi agar anak didik bisa mengembangkan multiple intelligences-nya dengan baik. Pada Metode Sentra ini membangun kecerdasan jamak diantaranya yaitu : linguistik, logis matematis, musikal, kinestetik jasmani, spasial, interpersonal, intrapersonal, naturalis, eksistensial, dan spiritual.
Pada Sentra ini juga membangun 7 Essential Life Skills. Konsep ini dicetuskan oleh Ellen Gallinsky, seorang profesor di Bank Street College, New York, yang juga pakar dalam bidang pendidikan anak. Konsep ini merupakan pengembangan dari teori multiple intelligences yang diusung oleh Howard Gardner. Jika multiple intelligences memotret kemampuan yang ada dalam otak seseorang, maka 7 Essential Life Skills memotret hasil dari keberadaan multiple intelligences.
Tujuh Essential Life Skills tersebut adalah Focus and Self Control (Fokus dan Konsentrasi Tinggi), Perspective Taking (terampil untuk mengelola pikiran dengan mempertimbangkan perspektif orang lain), Communication (terampil dalam berkomunikasi), Making Connections (membuat koneksi), Critical Thinking (berpikir kritis), Taking on Challenges (mampu menghadapi tantangan), and Self Directed/Engaged Learning (mengarahkan diri sendiri/terlibat langsung dalam pembelajaran).
2 Comments
masyaAlloh..makasih Bu Ruli ilmunya .sukses terus ya
Great post.